Oleh: Dr. Andreas Erick Haurissa, SpJP, FIHA
Mendengar rekan kita yang berusia dibawah 30-40 tahun terkena serangan jantung, tentu mengejutkan. “Apa yang jadi penyebab serangan jantung?” “Bagaimana mencegahnya?”
Serangan jantung, sesuai namanya yaitu “serangan”. Seperti perang, tidak ada yang tahu kapan serangan terjadi. Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah koroner tiba-tiba tersumbat karena ada gumpalan darah akibat plak koroner yang pecah.
Jika serangan terjadi, maka otot jantung akan rusak. Atau pada beberapa orang akan henti jantung dan mati mendadak.
Plak dan kerusakan koroner disebabkan oleh beberapa hal. Seperti usia lanjut atau faktor genetik adalah “takdir” yang tak bisa kita ubah. Namun untungnya, ada beberapa hal yang sudah kita kenal betul seperti: merokok, kencing manis, kadar lemak tinggi, darah tinggi, kegemukan. Hal-hal yang saya baru sebut ini, bisa kita modifikasi atau kita ubah.
Pertanyaannya kemudian, kita tahu darimana kita memiliki penyakit itu? Di usia yang muda, penyakit-penyakit yang disebutkan di atas, jarang menimbulkan gejala. Jadi rasanya, saya “sehat-sehat” aja?!
Lah jadi bagaimana dok? Kuncinya adalah upaya mendeteksi dini dengan rutin memeriksakan diri terhadap faktor risiko kita. Periksakan kadar gula darah, profil lemak darah, tekanan darah.
US Preventive Services Task Force merekomendasikan:
- Orang sehat Di atas usia 18 tahun sudah mulai memeriksakan tekanan darah tiap 3-5 tahun
- Jika ada orang tuanya yang terkena darah tinggi, anaknya sebaiknya memeriksakan tekanan darah tiap 1 tahun
- Orang dengan kadar lemak darah normal memeriksakan diri 5 tahun sekali.
- Orang yang berisiko di atas 20 tahun sudah harus memeriksakan kolesterol.
- Orang di atas 35 tahun harus memeriksakan gula darahnya tiap 3 tahun
Lalu, hindari hal-hal yang jelas membunuh kita seperti rokok, makanan yang tak seimbang gizinya, dan mengontrol stres emosi.
“Wow, masih muda saya harus ke rumah sakit?” Ya, ini adalah konsekuensi dengan perubahan gaya hidup “modern” kita yang semakin mendekatkan diri dengan faktor risiko. Tapi di segala keengganan kita, tetaplah ingat, mencegah lebih baik dari mengobati, bukan? Banyak kita yang usia muda masih meniti karir dan tulang punggung keluarga. Jadi, jangan takut untuk memeriksakan diri kita ke dokter.